TANTANGAN PROFESI SEORANG GURU DI ERA GLOBALISASI
Pendahuluan
Dari sekian banyak tranding topik
yang bermunculan, guru merupakan topik yang tidak pernah habis dibahas
sekurang-kurangnya selama dasawarsa terakhir. Pembahasan tentang guru tersebar
diberbagai media massa, diperdebatkan di dalam diskusi-diskusi akademik,
diangkat permasalahannya di dalam seminar-seminar. Membahas tentang guru selalu
aktual, karena permasalahan guru sendiri dan dunia pendidikan yang
menyangkutnya selalu diperbincangkan.
Misalnya,
sekelumit deskripsi ketidak sukaan masyarakat pada guru bisa kita saksikan tiap
akhir tahun ajaran. Tidak sedikit orang tua murid yang merasa kecewa pada guru
karena anaknya tidak lulus. Mereka menuding guru tidak bisa mengajar dan
mendidik. Dari masyarakat pendidikan sendiri, tidak sedikit siswa yang marah
dan kecewa terhadap guru karena ia tidak berhasil lulus pada test ujian
Nasional. Pemandangan seperti ini, tiap tahun kelulusan sekolah-sekolah selalu
kita saksikan baik secara langsung atau melalui media massa.
Tugas yang sangat mulia yang
diemban oleh seorang guru harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan
mengharuskan seorang guru mengembangkan pengalaman dan pengetahuan di era
globalisasi seperti sekarang ini, demi meningkatnya kualitas ilmu pengetahuan
yang diterima oleh peserta didik. Guru dituntut untuk selalu mengikuti
perkembangan zaman, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun dari segi teknologi.
Karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi anak didik. Guru harus mampu
menghadapi tantangan yang kemungkinan muncul dengan variasi yang berbeda-beda.
Tantangan demi tantangan harus dihadapi dengan berbagai trik-trik atau dengan
cara tersendiri, sesuai dengan model tantangannya seperti apa.
Dalam
zaman yang sudah berkembang seperti sekarang ini, guru harus mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya. Diantara tantangan-tantangan bagi guru yang akan menjadi
sebuah fenomenal dan akan muncul di hadapan, pada artikel ini saya akan coba
membahasnya.
Beberapa
hal yang harus dipersiapkan agar guru siap dan mampu menghadapinya dengan baik
dan benar menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Pembahasan
A. Tantangan
Bagi Seorang Guru
Dalam pendahuluan adalah secuil
dari permasalahan guru, khusunya masalah internal guru. Selain dihadapkan pada
persoalan internal, guru juga mempunyai dua persoalan eksternal, yaitu pertama,
krisis etika dan moral anak bangsa, dan yang kedua, tantangan masyarakat
global.
Persoalan
etika dan moral anak bangsa, sesungguhnya bukan hanya permasalah guru. Namun,
jika yang dibidiknya adalah moral pelajar, maka tidak ada alasan guru tidak
dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus
“membina” para murid dari segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan
nilai angka. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia ajarkan
dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan. Disamping itu, yang terpenting
seorang guru harus bisa mengubah pola pikir dan perilaku para siswa agar lebih
baik dan mampu menciptakan pelajar yang etis-moralis. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar juga kemorosotannya. Dengan
demikian, tugas guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi yang
paling penting adalah pencetakan karakter murid. Tantangan persoalan ini memang
sangat sulit bagi para guru, keterbatasan pengawasan guru pada murid kerap
membuatnya kecolongan. Sehingga tidak sedikit murid didikannya yang terbawa
arus perilaku amoral diluar pengetahuannya.
Persoalan
pertama ini, memang selalu menjadi persoalan utama yang harus diperbaiki dan
diperbaikai oleh para guru. Tantangan etika moral siswa adalah tantangan guru
dari masa kemasa, mungkin karena pendidikan dipandang sebagai proses
memanusiakan manusia. Maka, untuk mensukseskan proses itu guru harus lebih
sibuk dan teliti dalam mengajar, mengontrol dan menjaga etika moral siswa
kearah perbaikan.
A.
Tantangan Bagi Guru Di Era Globalisasi
Disamping masalah besar pertama tadi,
guru juga harus menghadapi permasalahan lainnya yaitu tantangan masyarakat
global. Di era globalisasi, guru sangat dituntut meningkatkan
profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Disamping profesionalitas,
guru juga harus menghadapi beberapa kata kunci dunia pendidikan yaitu,
kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Dari segi sosial,
masayarakat global akan menjadi sangat peka dan peduli terhadap masalah-masalah
demokrasi, hak asasi manusia, dan isu lingkungan hidup.
Kendala
tersebut harus dihadapi guru dengan sangat bijaksana. Maka tidak heran jika
pemerintah mengadakan sertifikasi guru, agar profesionalitas guru terwujud.
Perhatian pemerintah memberi solusi terhadap persoalan dunia pendidikan
khsusunya guru, di implementasikannya dengan sertifikasai guru dan meningkatkan
kesejahteraanya dengan peningkatan tunjangan pendidikan. Dengan demikian,
kualitas mutu pendidikan harus sangat diperhatikan bagi para guru untuk
menyelamatkan profesinya.
Menanggapi
persoalan tersebut, dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa
mengembangkan tiga intelejensi dasar siswa. Yaitu, intelektual, emosional dan
moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar
terpatri didalam dirinya. Hal lain yang harus diperhatikan guru adalah dimensi
spiritual siswa.
Intelektual
murid harus luas, agar ia bisa menghadapi era globalisasi dan tidak ketinggalan
zaman apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi emosional dan spiritual
pelajar harus terdidik dengan baik, agar bisa melahirkan perilaku yang baik dan
murid bisa bertahan di antara tarik-ulur pengaruh demoralisasi diera
globalisasi dengan prinsip spiritualnya. Disamping itu, untuk mempertahankan
profesinya, guru juga harus memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang
memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya,
mampu berkomunikasi baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan
produktif, dan mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya.
Dengan demikian, tantangan guru di era globalisasi tidak akan menggusurnya pada
posisi yang tidak baik.
Secara
konseptual guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan
kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional,
sementara kondisi real di lapangan masih amat memperhatikan, baik secara
kuantitas, kualitas maupun profesionalitas guru. Persoalan ini masih ditambah adanya
berbagai tantangan ke depan yang masih kompleks di era global ini. Berikut ini
diuraikan sejauh mana tantangan guru di masa depan sebagai wawasan dalam rangka
menambah khasanah untuk dipergunakan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan
profesionalisme guru.
Sebagai
seorang profesional, guru seharusnya memiliki kapasitas yang memadai untuk
melakukan tugas membimbing, membina, dan mengarahkan peserta didik dalam
menumbuhkan semangat keunggulan, motivasi belajar, dan memiliki kepribadian
serta budi pekerti luhur yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Namun
demikian, kita semua mengetahui bahwa begitu banyak tantangan yang dihadapi
oleh seorang guru dalam upaya untuk melaksanakan tugasnya secara profesional di
masa datang, yaitu dalam menghadapi masyarakat di era globalisasi.
B.
Gambaran Masyarakat di Era Globalisasi
Untuk memberikan gambaran tentang
tantangan guru yang profesional di masa depan, perlu melihat karakteristik
masyarakat di era globalisasi yang dikaitkan dengan peran pendidikan. Setidaknya
terdapat tiga karakteristik masyarakat di era globalisasi yaitu masyarakat
teknologi, masyarakat terbuka, masyarakat madani.
a. Masyarakat Teknologi
Masyarakat
teknologi yang dimaksud adalah suatu masyarakat yang telah memamfaatkan
teknologi dan menggunakan berbagai aplikasi teknologi, sehingga dapat mengubah
cara berfikir dan bertindak bahkan mengubah bentuk dan pola hidup manusia yang
sama sekali berlainan dengan kehidupan sebelumnya. Kemajuan teknologi
kkomunikasi telah mebuat jarak dan waktu semakin pendek dan cepat, sehingga
seolah-olah dunia menjadi satu tanpa ada sekat yang membatasi bangsa-bangsa,
negara-negara, bahkan pribadi-pribadi. Kemajuan teknologi dapat memajukan
kehidupan manusia, tetapi dapat pula menghancurkan kebudayaan umat manusia.
Untuk itu, dalam mengiringi kemajuan teknologi tersebut diperlukan upaya
penghayatan, di samping penguasaan teknologi itu sendiri.
Dalam
maysarakat seperti itu, peran pendidikan dan guru sangat penting dan strategis,
terutama dalam memberikan bimbingan, dorongan, semangat, dan fasilitas kepada
masyarakat dan peserta didik untukmemperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan
menggunakan teknologi. Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah peran
pendidikan dalam memberikan arahan dan bimbingan agar penguasaana teknologi
tidak menjadi bumerang bagi masyarakat, yang disebabkan kurangnya penghayatan
terhadap etika.
Pendidikan
dan guru dapat menumbuhkan pemahaman etika yang benar, agar kehidupan manusia
tidak terancam oleh karena kemajuan teknologi itu sendiri. Manakala pendidikan
mengisyaratkan adanya keharusan peserta didik untuk menguasai teknologi, maka
tentu tidak kalah pentingnya peran guru itu sendiri untuk lebih dulu menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan
teknologi terkini kepada peserta didiknya.
Penguasaan
terhadap IPTEK memang harus diiringi dengan pemahaman etika yang benar agar
moral bangsa kita tetap terjaga dengan baik sehingga tidak terjadi lagi
perlanggaran etika yang terkait dengan teknologi.
Karena
IPTEK adalah sesuatu yang sangat cepat dalam perkembangannya, banyak
perubahan-perubahan yang muncul ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berada di
tengah-tengah masyarakat seperti sekarang ini. Banyak orang-orang yang semakin
pintar membuat sesuatu yang baru sehingga dapat mengalahkan apa-apa yang muncul
pada sebelum-sebelumnya.
b. Masyarakat
Terbuka
Lahirnya
teknologi komunikasi yang demikian maju, membuat dunia menjadi satu seolah
tanpa sekat, sehingga komunikasi antar pribadi menjadi makin dekat dan hampir
tanpa hambatan, yang pada akhirnya melahirkan masyarakat terbuka. Dalam
masyarakat terbuka, antara bangsa satu dengan bangsa lain dapat saling
mempengaruhi dalam berbagai hal, termasuk mempengaruhi budaya bangsa lain. Hal
itu mengancam kehiudpan masyarakat lain oleh karena adanya kemungkinan
penguasaan atau dominasi oleh mereka yang lebih kuat, yang berprestasi dan yang
memilikimodal terhadap masyarakat yang lemah, tidak berdaya dan miskin.
Untuk
itu, dalam masyarakat terbuka diperlukan manusia yang mampu mengembangkan
kapasitasnya agar menjadi manusia dan bangsa yang kuat, ulet, kreatif,
disiplin, dan berprestasi, sehingga tidak menjadi korban dan tertindas oleh
zaman yang penuh dengan persaingan.
Setiap
manusia mempunyai kesempatan yang tidak terbatas untuk belajar dan
mengembangkan diri atau bahkan melalui kapasitasnya memberikan sumbangan kepada
masyarakat lainnya, baik masyarakat lokal maupun masyarakat dunia. Tetapi
sebaliknya, bila kapasitas sumber daya manusia itu tidak dikembangkan, maka
akan menjadi manusia dan masyarakat yang lemah dan tidak berdaya, yang pada
akhirnya akan menjadi boneka atau korban bagi mereka yang lebih kuat, lebih
kreatif dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran pendidikan sangatlah
penting untuk meningkatkan harkat dan martabat suatu masyarakat dan bangsa,
agar tidak menjadi bangsa pelayan yang dapat diperintah bangsa lain. Sangat
ironis bila bangsa kita yang besar ini tidak mampu bersaing dengan bangsa lain.
c. Masyarakat
Madani
Masyarakat
madani merupakan wujud dari suatu masyarakat terbuka, di mana setiap individu
mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
keterampilan menggunakan teknologi, berkarya, berprestasi dan memberikan
sesuatu sesuai dengankapasitasnya. Masayraakat madani tumbuh berkembang dalam
suatu masyarakat yang saling hormat-menghormati, bukan atas dasar asal-usul
atau keturunan, tetapi berdasarkan pada kemampuan individual, memiliki
toleransi dan tanggungjawab terhadap kehiudpan pribadi maupun masyrakatnya,
serta menjunjung tinggi rasa kebersamaan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Masyarakat
madani adalah masyarakat yang saling menghargai satu dengan yang lain, yang
mengakui akan hak-hak asasi manusia, yang menghormati prestasi individual, dan
masyarakat yang turut bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dari
masyarakatnya, termasuk nilai-nilai etis yang diyakini kebenarannya.
Masyarakat
madani tumbuh dan berkembang bukan dengan sendirinya dan bukan tanpa upaya
terencana, tetapi masyarakat yang dibangun melalui pendidikan. Kunci
terwujudnya masyarakat madani adalah pendidikan, karena melalui pendidikan
dapat dibangun sumberdaya yang berkualitas dengna kepribadian yang sesuai
dengan budaya serta kesadaran individu hidup berdampingna untuk mencapai tujuan
bersama.
C.
Tantangan Guru Sebagai Tenaga
Profesional
Berdasarkan paparan di atas,
setidaknya kita dapat memperoleh gambaran tentang apa dan bagaimana
karakteristik masyarakat pada era globalisasi dan apa peran pendidikan pada
masa yang akan datang serta tantangan bagi seorang guru untuk menyikapinya.
Pendidikan pada dasarnya tidak terlepas dari peran penting guru sebagai tulang
punggung dan penopang utama dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Tantangan
guru profesional untuk menghadapi masyarakat era globalisasi tersebut dapat
dibedakan menjadi tantangan yang bersifat internal dan kesternal. Tantangan
intenal adalah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia,
diantaranya penguatan nilai kesatuan dan pembinaan moral bangsa, pengembangan
nilai-nilai demokrasi, pelaksanaan otonomi daerah, dan fenomena rendahnya mutu
pendiidkan. Sementara tantangan eksternal adalah tantangan guru profesional
dalam menghadapi masyarakat dunia di era
global.
a. Tantangan
Internal
Krisis
yang berkepanjangan memberi kesan keprihatinan yang dalam dan menimbulkan
berbagai dampak yang tidak menguntungkan terhadap kehidupan bermasyarakat di
Indonesia. Hal itu terutama dapat dilihat mulai adanya gejala menurunnya
tingkat kepercayaan masyarakat, menurunnya rasa kebersamaan, lunturnya rasa
hormat dengan orang tua, sering terjadinya benturan fisik antara peserta didik,
dan mulai adanya indikasi tidak saling menghormati antara sesama teman, yang
pada akhirnya dikhawatirkan dapat mengancam kesatuan dan persatuan sebagai
bangsa.
Pendidikan
berupaya menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik dan tantangan nyata
bagi guru adalah bagaimana seorang guru memilikikepribadian yang kuat dan
matang untuk dapat menanamkan nilai-nilai moral dan etika serta meyakinkan
peserta didik terhadap pentingnya rasa kesatuan sebagai bangsa. Rasa persatuan
yang telah berhasil ditanam berarti bahwa seseorang merasa bangga menjadi
bangsa Indonesia yang berarati pula bangsa terhadap kebudayaan Indoensia yang
menjunjung tinggi etika dan nilai luhur untuk siap menjadi masyarakat era
globalisasi yang kuat dan dapat mewujudkan demokrasi dalam arti sebenarnya.
b. Tantangan
Eksternal
Kecenderungan
kehidupan dalam era globalisasi adalah mempunyai dimensi domestik dan global, yaitu
kehidupan dalam dunia yang terbuka dan seolah tanpa batas, tetapi tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Dengan situasi kehidupan demikian, akan
melahirkan tantangan dan peluang untuk meningkatkan taraf hidup bagi
masyarakatnya, termasuk para guru yang profesional.
Kehidupan
global yang terbuka, seakan-akan dunia seperti sebuah kampuang dengan ciri
perdagangan bebas, kompetisi dan kerjasama yang saling menguntungkan,
memerlukan manusia yang bermutu dan dapat bersaing dengan sehat. Dalam
melakukan persaingan, diperlukan mutu individu yang kreatif dan inovatif.
Kemampuan individu untuk bersaing seperti itu, hanya dapat dibentuk oleh suatu
sistem pendidikan yang kondusif dan memiliki guru yang profesional dalam
bidangnya.
Untuk
itu, tantangan bagi guru profresional dalam menghadapi globalisasi adalah
bagaimana guru yang mampu memberi bekal kepada peserta didik, selain ilmu
pengetahuan dan teknologi, juga menanamkan sikap disiplin, kreatif, inovatif,
dan kompetitif. Dengan demikian para sisiwa mempunyai bekal yang memadai, tidak
hanya dalam hal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang relevan tetapi juga
memiliki karakter dan kepribadian yang kuat sebagai bangsa Indonesia.
D.
Fenomena Rendahnya Mutu Pendidikan
Berbagai hasil studi dan pengamatan terhadap
mutu pendidikan pada berbagai negara menunjukkan bahwa secara makro mutu
pendidikan di Indonesia masih rendah, dan bahkan secara nilai rata-rata di
bawah peringkat negara Asean lainnya. Walaupun demikian, secara individual ada
beberapa diantara peserta didik mampu menunjukkan prestasinya di lomba-lomba
bertaraf internasional, seperti pada Olimpiade Fisika. Untuk mewujudkan
masyarakat yang cerdas, diperlukan proses pendidikan yang bermutu dan kunci
utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah mutu guru. Proses pendidikan
dalam masyarakat abad 21 adalah suatu interaksi antara guru dengan peserta
didik sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat
yang demokratis dan terbuka.
Masyarakat
yang demikian menuntut adanya pelayanan yang profesional dari para pelakunya
dan guru adalah seorang profesional dalam masyarakat seperti itu. Dengan kata
lain, guru dituntut untuk berperlaku dan memiliki karakteristik profesional
oleh karena tuntutan dan sifat pekerjaanya dan bersaing dengan profesi-profesi
lainnya. Dalam masyarakat abad 21, hanya akan menerima seorang yang profesional
dalam bidang pekerjaannya. Tantangan guru pada masyarakat abad 21 adalah
bagaimana menjadi seorang guru yang profesional untuk membangun masyarakat yang
mandiri, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, berprestasi, saling
menghormati atas dasar kemampuan individual, menjunjung tinggi rasa
kebersamaan, dan mematuhi nilai-nilai hukum yang berlaku dan disepakati
bersama.
Penutup
Guru sebagai seorang pendidik harus
cekatan dalam menghadapi persoalan yang ada, terutama pada perubahan-perubahan
IPTEK yang telah bermunculan. Sebagai bukti bahwa guru sebagai seorang pendidik
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan zaman yang sekarang, yaitu di era
globalisasi ini.
Mengapa
guru dituntut agar dapat menaklukkan tantangan-tantangan yang ada, dikarenakan
demi memajukan serta membimbing para peserta didik ke arah yang baik, yang
diharapkan oleh bangsa ini, yaitu sebagai generasi penerus bangsa yang kreatif,
inovatif dan lain sebagainya.
Maka,
mari kita benahi diri kita semua untuk menghadapi permasalahan-permasalahan
yang baru, yang akan muncul di hadapan kita sebagai seorang pendidik, agar kita
dapat menjadi teladan bagi anak-anak kita dan peserta didik kita, menuju kepada
masa depan yang lebih cerah lagi kedepannya dan sukses.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar